Detail Artikel

jika kita ingin menjadi pustakawan sejati, maka alam semesta menjadi perpustakaan paling abadi dan paling luas ilmunya. Alam menjadi tanda-tanda kekuasaan Tuhan, dari alam lah manusia belajar sepanjang waktu. Perpustakaan dengan buku-buku yang banyak dan dibangun dengan luas pada akhirnya kita akan mengakhiri halaman buku yang kita baca, namun tidak begitu dengan alam. Satu langkah kita berjalan di satu tempat ada ribuan pelajaran yang bisa kita ambil.

Bagaimana caranya menjadikan alam sebagai pustaka dan sekaligus guru sepanjang hayat? Ada beberapa syarat yang harus kita penuhi, diantaranya:

  1. Menjadi orang-orang yang mau berpikir

Alam diciptakan bukan hanya sekedar untuk dipandang dan dilihat segala keindahannya, tetapi alam adalah perpustakaan ilmu sepanjang hayat. Hanya orang-orang yang mau memikirkan apa yang ia lihat sajalah yang bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian alam semesta. Para ilmuan dalam menemukan sebuah teknologi, umumnya mereka terinspirasi dengan suatu kejadian yang ada di alam, lalu terpikirlah sebuah gagasan dan ide. Para ilmuan belajar dari alam setiap saat, lalu memikirkannya. Sehingga terciptalah sebuah ilmu pengetahuan masa kini.

  1. Banyak melihat dan mau belajar

Tuhan memerintahkan kita untuk keluar dan melihat segalan alam semesta yang telah Ia ciptakan sebagai perpustakaan bagi manusia. Banyak berjalan ke seluruh dunia akan memberikan pelajaran bagi kita, betapa manusia sangat kecil dibandingkan Tuhan. Orang yang banyak melihat dan banyak belajar dengan alam akan menjadi orang yang lebih arif dan rendah hati. Mereka tak akan sombong karena melihat begitu besar tanda-tanda Sang Maha Kuasa.

  1. Belajar dari kejadian alam

Alam sebagai pustaka ilmu pengetahuan yang tak pernah habis bagi manusia memberikan banyak peristiwa untuk dijadikan sebagai pelajaran bagi manusia. Pelajaran agar manusia senantiasa tidak sombong, rendah hati, sabar dan bersikap bijak. Alam juga mengingatkan manusia untuk tidak lupa daratan, karena alam bukan hanya bisa sebagai sahabat, ia juga bisa datang sebagai musuh jika kita tidak arif.

Pernah mendengar istilah sekolah alam? Mengapa para pendidik akhirnya memasukkan anak-anak didik mereka ke perpustakaan terbesar dalam kehidupan manusia? Karena ternyata alam lah tempat belajar yang sesungguhnya. Di alam manusia akan diajarkan kenyataan, bukan sekedar teori. Di dalam perpustakaan buku kita akan membaca sebuah teori atau pendapat, tapi perpustakaan alam lah yang akan menjawabnya. Alam adalah dunia nyata tempat kita belajar, ia bukan hanya akan melahirkan kecerdasan intelektual, tapi juga kecerdasan emosional.

Terkadang orang sering berpikir, menjadikan alam sebagai perpustakaan adalah hal kuno dan identik dengan masa lalu. Padahal sebenarnya disanalah pelajaran yang abadi itu muncul. Pepatah Sumatera Barat mengatakan, “alam terkembang jadikan guru”. Ini menandakan pembelajaran terhadap alam memang tak ada habisnya. Pustaka yang dapat digali oleh manusia dan selalu kaya dengan pengetahuan yang selalu berkembang akan muncul di alam. Jauh sebelum teknologi muncul, alam menjadi sahabat manusia yang paling dekat. Masyarakat Jepang misalnya, mereka tahu akan muncul gempa bumi ditandai dengan turunnya binatang-binatang dari pegunungan dan hutan. Atau masyarakat daerah pesisir yang tahu akan ada bencana tsunami dan sejenisnya ketika melihat banyak ikan-ikan timbul ke permukaan laut. Hal tersebut merupakan pengetahuan yang sangat berharga bagi masyarakat yang sebenarnya sampai saat ini pun masih bisa terus kita pelajari.

Agar hidup menjadi lebih arif, menjadikan alam sebagai perpustakaan kehidupan merupakan hal yang penting untuk kita lakukan. Di alam kita belajar banyak hal, setiap masa dan kesempatan adalah pelajaran yang berharga. Jika kita tidak rajin berkunjung ke pustaka di tempat kita, maka cobalah untuk belajar secara dekat dengan alam. Mengunjungi banyak tempat, memikirkannya dan mengambil pelajaran banyak hal dari apa yang terjadi di alam.

Alam akan menjadi sahabat atau musuh bergantung pada bagaimana cara kita memperlakukan alam. Alam adalah tempat berguru sepanjang masa, jadi jangan kita berlaku zalim pada alam. Ia bukan hanya bisa membuat kita pintar dengan pengetahuan yang ada di dalamnya, alam juga bisa membunuh kita jika kita tidak bijak dalam bersikap. Jadikan alam sebagai perpustakaan, pustaka kehidupan sepanjang hayat.

 

Alam dan Wisata Pengetahuan.

Alam yang sangat luas dapat dikunjungi dengan berbagai cara berbagai waktu dan di berbagai lokasi. Bahkan ada beberapa penggiat pendidikan yang menjadikan suatu lokasi khusus menjadi Sekolah Alam yang ternyata juga kemudian berkembang menjadi tempat wisata. Demikian terus berkembang sehingga menyatulah pendidikan di tengah alam dan wisata. Dalam hal ini, alam menjadi perpustakaan bahan pendidikan sekaligus sebagai tujuan wisata.

Misalnya Sekolah Alam Bandar Bakau di Kota Dumai atau dalam skala yang lebih besar misalnya Taman Nasional, Suaka Margasatwa, Hutan Lindung atau lokasi-lokasi lainnya. Di dalam lokasi tersebut terbentanglah ilmu pengetahuan yang sangat banyak, selain untuk menyejukkan mata sambil berwisata.

Semakin dewasa seseorang akan semakin tahu akan hal tersebut. Hal ini akan membuat orang semakin berpikir bahwa menjaga alam adalah menjaga pengetahuan karena alam sebagai perpustakaan yang berisi pengetahuan yang terbentang luas didalamnya yang dapat dimanfaatkan terus menerus oleh manusia.