Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Mengadakan Kegiatan
“Workshop Peranan Pustakawan Dalam Perkembangan Digitalisasi Open Access Informasi Di Indonesia
Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kementeriaan Kesehatan Riau pada tahun 2017 mengadakan kegiatan workshop yang berlangsung di lingkungan kampus. Workshop Perpustakaan diadakan pada tanggal 30 Oktober sampai 31 Oktober 2017 dengan tema ““Workshop Peranan Pustakawan Dalam Perkembangan Digitalisasi Open Access Informasi di Indonesia”. Peserta workshop adalah seluruh civitas akademika di lingkungan Kampus Politeknik Kesehatan Kementeriaan Kesehatan Riau. Narasumber ada dua orang yang berasal dari luar kota pekanbaru dan di pekanbaru. Narasumber dari luar kota pekanbaru bernama Muntashir, S.Sos., M.Hum merupakan Dosen tetap berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Kampus Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, narasumber dari kota pekanbaru bernama Fiqru Mafar, S.IP, M.P merupakan Pembantu Dekan I Bidang Akademik Lektor / Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Kota Pekanbaru. Acara workshop berlangsung dua hari di Ruang Rapat Lantai 1 Poltekkes Kemenkes Riau. Pukul 08.00 sampai 16.00 WIB, publikasi dilakukan melalui spanduk dan media sosial.
Hasil Kegitan Workshop PerpustakaanLiterasi informasi (melek informasi) menurut American Library Association (ALA) (2000) adalah satu rangkaian kemampuan individu untuk mengenali informasi saat diperlukan dan memiliki kemapuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi tersebut secara efektif. Inforamsi yang tersedia dalam berbagai ragam bentuk seperti cetak vs elektronik, di berbagai tempat seperti perpustakaan, organisasi, media dan internet yang diperlukan untuk berbagai kepeluan diantaranya akademis, kerja dan kehidupan sehari – hari.Program Literasi Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Riau Harus dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Pelaksanaan program literasi di perpustakaan dilakukan melalui berbagai cara diantaranya dengan membuat modul literasi, pelatihan literasi kelas kecil yang terdiri dari sepuluh orang dan lain – lain. Meningkatkan program literasi juga dapat mendukung peningkatan akreditas perpustakaan.Kebutuhan literasi informasi bagi civitas academica satu perguruan tinggi atau institusi mestinya sama satu sama lain, akan tetapi beda cakupan informasinya sesuai dengan ruang lungkup dan besaran perguruan tinggi tersebut. Kurikulum menjadi satu bagian terpenting atau paling dekat dalam menggambarkan kebutuhan informasi yang diperlukan untuk mencapai luaran perguruan tinggi yang kompeten dan dapat diterima di dunia. Oleh karena itu program literasi informasi perlu didekatkan dan diintegrasikan dngan kurikulum pembelajaran, serta didukung oleh seluruh sateholder yang berkepentingan.Seorang pustakwan atau yang bekerja di perpustakaan harus memiliki beberapa kemampuan dalam bidang Literasi Informasi (melek informasi) diantaranya:
1. Mengetahui sejauh mana informasi yang dibutuhkan.
2. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
3. Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis.
4. Menggabungkan informasi terpilih ke dalam basis pengetahuan seseorang.
5. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujaun tertentu .
6. Memahami tentang kondisi ekonomi, hukum dan isu sosial seputar penggunaan informasi dan menggunakan isu sosial di seputar informasi
7. Menggunakan Informasi dan Akses serta menggunakan informasi secara legal dan etis.
Hasil yang dicapai dari workshop perpustakaan yang berlangsung selama tiga hari adalah sebagai berikut:
1. Peserta mampu dalam menelusur online melalui alamat website jurnal onlinelibrary.wiley.com
2. Peserta mempunyai organisasi aplikasi zetero.
3. Peserta mampu untuk mendeteksi plagiasi suatu karya ilmiah.