PERAN PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RIAU
DALAM MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI
Literasi
adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca dan menulis. istilah ini juga
merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam
membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Budaya
literasi menjadi salah satu budaya yang penting bagi
sebuah negara. karena budaya literasi mampu mempengaruhi kecerdasan serta
kesejahteraan hidup suatu negara.
Negara yang mayoritas masyarakatnya memiliki
potensi yang baik dalam litearsi, tidak akan kesulitan untuk selalu
memperbaharui inovasi di bidang ilmu pengetahuan mengikuti perembangan zaman .
UNESCO
mencatat indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dari setiap
1.000 orang hanya ada satu yang punya minat membaca. Masyarakat di Indonesia
rata-rata membaca nol sampai satu buku per tahun. Berdasarkan
survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang
di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada
2019 :Indonesia menempati ranking ke
62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara
terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Artinya, kemampuan literasi
Indonesia secara nasional dan internasional tak begitu tinggi.
Tujuan pembangunan Kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Dalam pembangunan Kesehatan,
dibutuhkan adanya penyedia informasi yang dapat dijadikan dasar dalam perencanaan pembangunan
kesehatan berbasis bukti. Salah satu penyedia
informasi tersebut adalah perpustakaan. pembelajaran sepanjang hayat dalam
Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024 menyebutkan pembangunan kesehatan
dilakukan melalui Transformasi Sistem
Kesehatan. Ada 6 pilar di dalam transformasi sistem kesehatan. Perpustakaan memiliki peran strategis
dalam mendukung pelaksanaan 6 pilar tersebut
melalui ketersediaan, kemudahan, dan keberlanjutan penyediaan informasi kesehatan. Secara khusus Perpustakaan sebagai
pengelola informasi berperan
dalam 2 pilar transformasi sistem kesehatan, yaitu pilar Transformasi SDM Kesehatan
dan pilar Transformasi Digital Kesehatan.
Penetapan UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan menunjukkan semakin
pentingnya peran perpustakaan dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional.
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi, karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi
para pemustaka. Pada Pasal 2 menyebutkan bahwa Perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi,
keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran dan kemitraan.
Perpustakaan berperan
memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki. Transformasi perpustakaan berbasis inklusi
sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan
perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna
perpustakaan
Dalam meningkatkan kesejahteraan Salah satu hal yang
utama adalah meningkatkan daya literasi kita dengan
membaca.
Budaya literasi sejatinya sudah
harus dimulai dari keluarga dan harus dimulai sejak anak-anak berusia dini.
Budaya membaca buku sudah harus dibiasakan oleh orang tua, sehingga dapat
ditiru oleh anak-anak melalui habituasi. Kemudian lingkungan turut mendukung
dan menularkannya ke area yang lebih luas.
Dampak dari rendahnya budaya literasi adalah
kurangnya pengetahuan, meluasnya kemiskinan, tingginya angka putus sekolah,
meningkatnya angka kriminalitas, rendahnya produktivitas kerja dan rentannya
seseorang dalam menyikapi informasi.
Risiko pengangguran dan buruknya
kesehatan akan lebih besar di dapat oleh orang dengan tingkat literasi yang
rendah. Orang dengan kemampuan literasi tinggi memiliki penghasilan 60% yang
lebih besar diabanding mereka yang memiliki tingkat literasi rendah.
Perpustaaan
terpadu Poltekkes Kemenkes Riau selalu berinovasi untuk meningkatkan budaya
literasi pemustaka, khususnya mahasiswa dan dosen, baik dari Poltekkes Kemenkes
Riau maupun dari institusi lain yang ada di Propinsi Riau.
Beberapa hal
yang telah kami lakukan adalah dengan peningkatan jumlah koleksi yang sesuai
dengan kebutuhan pemustaka .
Koleksi
Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Riau terdiri dari : koleksi buku teks, , koleksi referensi. Terbitan berseri jurnal
cetak nasioanl dan internasional Kemudian
koleksi lainnya dengan total sebanyak 11.942 judul dan jumlah 45.558 eksemplar.
Hasil Survey Kepuasan dan
kebutuhan koleksi pemustaka di Perpustakaan
Terpadu Poltekkes Kemenkes Riau Tahun 2021 sebanyak 80%
responden merasa sangat puas dengan koleksi dan layanan yang diberikan.
Selain itu
Perpustakaan Poltekkes kemenkes Riau juga menyediakan buku-buku fiksi seperti
novel, dan lain-lain. untuk pemustaka,
karena selain tempat kreasi dan belajar, perpustakaan juga menjadi tempat rekreasi.
Kami juga memudahkan pemustaka
dengan Sistem
OPAC (Open Access Catalog) di http://lib.pkr.ac.id/ dan http://www.pustaka.pkr.ac.id/ . dimana pemustaka bisa
mencari koleksi yang diinginkan sebelum datang ke perpustakaan. Pada tahun 2020
kami telah meluncurkan perpustakaan digital yang bisa di download via playstore.
Perpustakaan digital ini memungkinkan pemustaka mengakses koleksi Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Riau darimana saja dan kapan
saja via smartphone.
Perpustakaan terpadu Poltekkes kemenkes Riau selalu berupaya meningkatkan
budaya literasi pemustaka dengan menggencarkan literasi digital dengan
memanfaatkan promosi melalui media sosial.
Perbaikan
sarana dana prasarana terus ditingkatkan demi kepuasan pemustaka. Perputakaan
Poltekkes Kemenkes Riau menyediakan fasilitas ruangan yang yang nyaman, dan kondusif
untuk pemustaka dilengkapai dengan jaringan WIFI yang bisa diakses gratis oleh
semua pengunjung. (>> gedung…)
Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Riau juga tidak hentinya belajar dan meingkatkan kualitas ,
salah satunya dengan melaksanakan MOU dengan perpustakaan nasional RI,
Perpustakaan Poltekkes Kemenkes, ataupun dengan institusi lain serta instansi yang ada di propinsi Riau
Ketersediaan
jurnal cetak nasional dan online juga telah kami lakukan untuk keperluan karya
tulis mahasiswa dan penelitian dosen .
Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Riau juga memudahkan pemustaka dengan memberikan Layanan
fotokopi tanpa berbayar
Upaya ini
membuahkan hasil dengan mendapatkan predikat akreditasi A dari Perpustakaan
Nasional RI pada Tanggal 4 Maret tahun 2020 dan merupakan Perpustakaan Poltekkes Kemenkes di Indonesia yang pertama mendapatkan
Akreditasi A
SEKALI LAGI
Biasakanlah
dari sedari dini untuk mengunjungi perpustakaan, Perpustakaan
menyimpan energi yang memicu imajinasi. Perpustakaan membuka jendela ke dunia
dan menginspirasi kita untuk mengeksplorasi dan mencapai, dan berkontribusi
untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Terakhir : Quotes dari Ray
Bradbury : Tanpa
perpustakaan, apa yang kita miliki? Kita tidak memiliki masa lalu dan tidak ada
masa depan.